Kamis, 19 Januari 2012

Selain untuk menjaga stress, HSP 70 juga berfungsi sebagai pengatur dan penjaga kondisi tubuh yang memungkinkan dapat menyebabkan penyakit. Gen HSP 70 juga terlibat dalam beberapa aktivitas tubuh, seperti perubahan sel tubuh yang menyebabkan terjadinya penuaan.
Informasi mengenai gen HSP 70 ini sangat sedikit, terutama dalam konteks penuaan yang mempengaruhi peranan gen HSP 70 (Muh. Latarul Islain). Sehingga untuk memperluas informasi mengenai pengaruh penuaan terhadap gen HSP 70, maka harus dilakukan kajian-kajian yang berkaitan dengan hal tersebut. Salah satu metode untuk itu dengan mengunjungi situs dibawah ini.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/21443787/

The HSP70 Sequence Database  

Human HSP 70 Gene.
This site will explain more information about location of HSP 70 Gene in Human Chromosome. For more information visit http://bioinfo.med.utoronto.ca/ouHSP70/Human/Human_HSP70.html thank you so much. 

Muh. Latarul Islain
The Guide of bellow site

Minggu, 15 Januari 2012

TRANSPOSISI pada GEN

Kajian mengenai transposisi sangat penting guna mengetahui sebagai salah satu penyebab terjadinya mutasi genetik. Salah satu blog mengenai transposisi gen ini adalah http://kamriantiramli.wordpress.com/tag/transposon-pada-manusia/
Silahkan kelik link diatas untuk mengetahui lebih jelasnya mengenai transposon/transposisi.

Minggu, 18 Desember 2011

THE SUMMARY OF MY RESEARCH PLAN

Title          :  Pholymorphism Analysis of HSP 70 Gene in Brakel Kriel-Silver
Writted by  :  Muh. Latarul Islain
UPN           :  B1A 008 026
Institution  :  Animal Science of Faculty, Mataram University
Summary  : 
                      Brakel kriel-silver is chicken have double function is layer chicken and broiler chicken. Egg production of brakel kriel-silver about 190 - 250 grains per year. It is too good broiler. Male DOC breed for 2 - 3 months with good feed can 4 - 5 ons of body growth. But brakel kriel-silver easy to stress and it is seriously problem in brakel kriel-silver breeding of traditional breeding or conventional breeding. Because stress such as heat stress can causes decrease of production or productivity performance, live related with changing of physiological and biochemistry in it's body (Poultry Indonesia, 2011). Explained by Nataamijaya et.al (1990) on 25 - 31 dc of temperature shown decreasing eggs productivity and it's weight and slow growth. Side effect of heat stress is changing biochemistry such as decreasing of very low density lipoprotein (VLDL) and Vitellogenin, where it is used for egg yolk synthesis, so size of egg will be smaller than normal size. The method for increasing of production and productivity brakel kriel-silver is selection in moleculer level. Selection in this level especially HSP 70 gene for resistant of heat stress. The pholimorphism gene is very important for selection of brakel kriel-silver resistant of heat stress. But before selected, such as fenotype selection or moleculer selection must be analyzed of HSP 70 gene pholymorphism. So that very important to do research about HSP 70 gene variation with the title of research is "Pholymorphism Analysis of HSP 70 Gene In Brakel Kriel-Silver". This research aim to know mutation of HSP 70 gene in brakel kriel-silver chicken, where can used for refrence to analysis HSP 70 gene pholymorphism. The method used in this research is Single Strand Conformation Pholymorphism (SSCP) by virtue of Carmen Maria Mazzi, et.al (2003), where beginning by DNA extraction for separating of DNA and cell component. Furthermore Polymerase Chain Reaction (PCR) phase to do amplification of DNA target. Then Single Strand Conformation Polymorphism (SSCP) to viewing about HSP 70 gene pholymorphism by virtue of DNA migration. End of that is data analysis using Nei (1987) method.

Senin, 12 Desember 2011

Bagi anda yang ingin mencari informasi mengenai peternakan seperti hasil-hasil penelitian masalah bioteknologi, genetika pemuliaan, banyak sekali situs-situs yang menyediakan kebutuhan kita tersebut. Salah satunya adalah situs dibawah ini.
http://muladno.blogspot.com/
Silahkan buka situs diatas dan selamat membaca.

Selasa, 08 November 2011


AL-QUR’AN SEBAGAI VAKSIN HIV/AIDS DALAM KONSEP ISLAM

Muh. Latarul Islain, B1A 008 026

Fakultas Peternakan Universitas Mataram, 2011

Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan virus yang menyebabkan penyakit AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) pada manusia. AIDS adalah penyakit yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV. Penyakit ini merupakan penyakit yang sulit disembuhkan karena secara ilmiah belum ditemukan obat yang bisa menyembuhkan penyakit ini, serta vaksin sebagai pencegah penularannya. Penderita yang terinfeksi HIV akan mengalami kesengsaraan hidup karena sangat mudah terkena penyakit-penyakit yang berbahaya seperti kanker, tumor, Tuberkulosis (TBC), dan lain-lain.

Sementara di Indonesia penderita penyakit AIDS setiap tahun selalu meningkat. Penderita terbanyak berdasarakan jenis kelamin adalah laki-laki. Karena secara teori bahwa laki-laki memiliki peluang yang paling banyak untuk menularkan dan ditularkan oleh virus HIV. Berikut ini akan ditunjukkan grafik peningkatan jumlah penderita penyakit AIDS di Indonesia sejak tahun 2004 – 2008.

Garafik 1. Peningkatan jumlah penderita penyakit AIDS sejak tahun 2004 – 2008.

Grafik hasil analisis dari Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan (Ditjen PPM dan PL) menunjukkan bahwa peningkatan penderita AIDS di Indonesia sangat tinggi dengan prevalensi di Indonesia berdasarakan 100.000 penduduk pada tahun 2009 adalah 8,15. Angka ini merupakan angka yang sangat besar. Sehingga ancaman penyakit HIV/AIDS di Indonesia semakin nyata, hal ini diperkuat dengan data yang dikumpulkan oleh Ditjen PPM & PL Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, menurut laporan sampai dengan September 2009 Depkes mencatat bahwa Jumlah Kumulatif kasus AIDS berjumlah 18.442 jiwa dan 3708 diatanranya sudah meninggal dunia. Jumlah tersebut terdiri dari 13.654 laki-laki dan 4.701 perempuan dan 87 penderita diantaranya tidak diketahui.

Menurut National Trainer Care, Support and Treatment IMAI-HIV/AIDS, dr Ronald Jonathan MSc, pada seminar dua hari "Global Diseases 2nd Continuing Professional Development" di Bandarlampung, Sabtu dan Minggu, jumlah penderita HIV/AIDS pada tahun 2010 adalah 93.000 – 130.000 jiwa. Angka itu diperoleh berdasarkan perkiraan pengaduan penderita terinfeksi HIV/AIDS ke sejumlah rumah sakit, yang berjumlah tidak lebih dari sepersepuluh korban terinfeksi keseluruhan (Burhani, 2009).

Kemudian pada tahun 2011 triwulan 1 April sampai 30 Juni, Direktorat jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan melaporkan bahwa jumlah penderita pada triwulan tersebut adalah 2352 Jiwa. Sehingga sejak 1 April 1987 samapi dengan 30 Juni 2011 penderita kumulatif HIV/AIDS di Indonesia sebesar 26483 jiwa dengan jumlah 5056 orang meninggal dunia (Statistic Kasus HIV/AIDS di Indonesia, 2011).

Meningkatnya penderita HIV/AIDS di Indonesia menyebabkan berkurangnya populasi penduduk dengan tingkat perekonomian yang rendah. Hal ini disebabkan karena penderita penyakit tersebut akan berakhir dengan kematian dan tidak bisa melakukan apa-apa, keadaan fisik yang sudah lemah membuat orang tidak bisa bekerja untuk memnuhi kebutuhan hidupnya. Peningkatan jumlah penderita ini disebabkan karena beberapa factor yang disebut sebagai factor resiko. Menurut laporan Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan tahun 2009 bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan terinfeksi atau tertularnya penyakit HIV/AIDS di Indonesia. Faktor resiko tersebut akan ditunjukkan pada grafik dibawah ini.

Grafik 2. Jumlah kumulatif kasus AIDS berdasarkan faktor resiko tahun 2009.

Berdasarakan grafik di atas faktor resiko yang menyebabkan terjadinya penyakit AIDS adalah heteroseksual, IDU, transmisi prenatal, homo bioseksual dan tidak diketahui (4%). Persentase faktor resiko terbanyak adalah heteroseksual (seks dengan lawan jenis) atau secara umum adalah pergaulan bebas. Namun transfuse darah menurut laporan tahun 2009 tidak berpengaruh. Padahal transfuse darah ini juga merupakan salah satu penyebab AIDS yang termasuk cepat. Akantetapi Anonim dari Wikipedia (2011), transfuse darah berperan sebagai penyebab menyebarnya AIDS sekitar 5% -10 %. Kemudain berdasarkan data statistik HIV/AIDS Indonesia (2011) sekitar 53 jiwa penderita ditularkan melalui transfuse darah.

Selain itu, penggunaan jarum suntik yang tidak steril atau alat-alat kesehatan lainnya berperan terhadap penularan penyakit AIDS. Kemungkinan berdasarkan data tahun 2009, 4% penyebab HIV/AIDS tidak diketahui adalah penggunaan jarum suntik yang tidak steril atau alat-alat kesehatan lainnya. Karena hal seperti ini sangat jarang diperhatikan oleh masyarakat atau pun petugas kesehatan. Hal ini membuktikan bahwa kesadaran masyarakat masih kurang untuk memperhatikan kebersihan alat-alat kesehatan dan lingkungannya.

Penyebab penyakit AIDS seperti seks bebas, transfuse darah, penggunaan jarum suntik yang tidak steril (kebersihan) telah dijelaskan dalam ajaran Islam melalui Al-Qur’an. Al-Qur’an merupakan kitab suci yang harus dijadikan sebagai petunjuk dan pedoman dalam kehidupan manusia. Sehingga semua isi Al-Qur’an seperti perintahNya harus di ikuti dan menjauhi laranganNya. Islam adalah agama yang paling sempurna dan sangat selaras dengan kebutuhan hidup manusia. Islam memiliki konsep (Al-Qur’an) yang paling benar dan mutlak untuk diikuti, serta tidak bisa ditentang oleh siapapun dan apapun.

Jika penentangan dilakukan oleh seseorang, maka akan terjadi dampak yang tidak diinginkan sebagai balasan terhadap pelanggaran yang telah dilakukan. Salah satunya adalah penyakit AIDS. Penyakit ini diderita oleh orang-orang yang selalu melakukan zina. Padahal didalam Al-Qur’an sudah dijelaskan bahwa zina itu haram dilakukan oleh manusia. Sehingga HIV/AIDS itu merupakan bukti peringatan dan balasan kepada umat manusia bahwa dampak zina itu sangat buruk. Hal ini sesuai dengan firman Allah di dalam Al-Qur’an surat An-Nisa’ 111, yang artinya : “Barangsiapa yang mengerjakan dosa, maka sesungguhnya ia mengerjakannya untuk (kemudharatan) dirinya sendiri. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana” (Q.S. An-Nisa’ : 111).

Dalam konsep islam, Al-Qur’an tidak hanya berfungsi sebagai kitab suci umat islam, tetapi berfungsi sebagai panduan dalam setiap titik kehidupan termasuk sebagai obat dan vaksin. Padahal Al-Qur’an surat Al-Isra’ ayat 82 menerangkan, artinya : “Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar (obat) dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian”. Jika kita melihat ayat tersebut, maka sangat jelas fungsi Al-Qur’an sebagai obat bagi penyakit. Namun kita tidak menyadari hal demikian sehingga kita tidak bisa memahami dan mengamalkan isi Al-Qur’an tersebut.

Penyebab HIV/AIDS seperti berzina, penggunaan alat-alat yang tidak steril (bersih), sudah jelas ada didalam Al-Qur’an. Sebagaimana dijelaskan dalam bebearpa ayat didalam Al-Qur’an tetang penyebab penyakit tersebut, yaitu : A. Larangan berzina. Didalam Al-Qur’an sudah dijelaskan pada surat Al-Isra’ ayat 32 yang berbunyi, artinya : “Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk”. Dari ayat tersebut, sudah jelas bahwa mendekati zina saja sudah dilarang oleh Allah SWT, apalagi melakukannya, maka hal tersebut termasuk dosa besar. Setelah dijelaskan tentang zina tersebut adalah dosa besar, maka dalam Al-Qur’an surat Al-Furqan ayat 68 (enam puluh delapan) menjelaskan “akan mendapatkan hukuman yang berat". Hukuman yang berat berupa terinfeksi oleh HIV/AIDS bagi orang-orang yang melanggar peirntahNya seperti zina atau seks bebas dan sebagai peringatan bagi orang-orang yang berfikir. B. Penggunaan jarum suntik dan alat-alat kesehatan yang steril (bersih). Sterilisasi alat-alat kesehatan dan darah. Virus ini tidak hanya menginfeksi orang-orang yang sering melakukan maksiat, tetapi orang-orang yang bertakwa pun bisa tertular virus yang sangat mematikan ini. Karena kebersihan sangat jarang diperhatikan terutama terhadap penggunaan alat-alat kesehatan seperti jarum suntik yang steril. Untuk mengatasi hal tersebut, Allah SWT berfirman yang artinya “Sungguh, Allah menyukai orang yang tobat dan menyukai orang yang menyucikan diri ” (QS. Al Baqarah: 222).

Berdasarkan penjelasan diatas maka sudah jelas bahwa Al-Qur’an sebagai obat termasuk vaksin terhadap virus HIV dan virus yang lainnya. Karena konsep islam melalui Al-Qur’an melarang untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat menularkan virus HIV penyabab penyakit AIDS tersebut. Vaksin HIV/AIDS berdasarakan konsep islam yang paling baik adalah Al-Qur’an dengan cara melaksanakan atau mengamalkan isi Al-Qur’an dan menjauhi larangan-larang Al-Qur’an tersebut.



Minggu, 18 September 2011

ANALISA PERBANDINGAN KENAMPAKAN DNA SAPI BALI DENGAN DNA AYAM ARAB PADA TAHAP VISUALISASI MENGGUANAKAN SINAR ULTRA VIOLET TERHADAP KEBERHASILAN PERCOBAAN PENELITIAN GEN HSP 70


By

Muh. Latarul Islain

Animal Science of Mataram University

ABSTRACT

In research conducted by scientists, research HSP 70 was not an easy thing. Because HSP 70 was a stranger among scientists, facilities used for research is very advanced and the issues that can not be resolved in this study. So before doing this research scientists have conducted experiments on penlitian of HSP 70.HSP research stage 70 includes several phases, namely stage of DNA extraction, PCR, and SSCP. These stages are very complicated stage in penelitian.Oleh therefore, very necessary dilakuakn experiment before doing research, especially in the extraction of DNA. In these experiments can be known how much ability in the use of tools, knowing the success rate of the method used and studied the errors in using the method. This study aims to determine the error on experimental methods of research that could cause any difference in appearance of the DNA and find out the cause of the difference in appearance of DNA in ultraviolet light. The results of this study indicate that in experimental studies on the addition of TE phenol phase retrieval errors of these materials. So that the stage of visualization using ultraviolet light, appearance of blood DNA Cows brighter than the appearance of blood DNA Arabic Chicken. Although the blood of cattle have been kept in a long time in the freezer. While the chicken blood DNA Arabs have a dirty appearance and looks like muddy. In addition, the number of visible bands of chicken blood DNA visualization Arabic only 1, while the blood of cattle blood DNA visualization there are two bands are visible in bright and clear. Also, look at some of the mistakes and errors in experimental research, there are several things that can cause failure in the visualization of DNA using Ultra Violet rays, including the addition of material error at the time of isolation, no precipitate DNA, DNA contamination, and problems with the pipette. Based on these results, it can be concluded that when visualized using Ultra Violet light, the appearance of bovine DNA more clearly and there are two bands are visible. While the chicken DNA Arab appearance looks a bit muddy and dirty and only seen one band Arab chicken DNA. There are several things that can cause failures in conducting the research, namely the addition of material error at the time of isolation, no precipitate DNA, DNA contamination, and problems with the pipette