Selasa, 08 November 2011


AL-QUR’AN SEBAGAI VAKSIN HIV/AIDS DALAM KONSEP ISLAM

Muh. Latarul Islain, B1A 008 026

Fakultas Peternakan Universitas Mataram, 2011

Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan virus yang menyebabkan penyakit AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) pada manusia. AIDS adalah penyakit yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV. Penyakit ini merupakan penyakit yang sulit disembuhkan karena secara ilmiah belum ditemukan obat yang bisa menyembuhkan penyakit ini, serta vaksin sebagai pencegah penularannya. Penderita yang terinfeksi HIV akan mengalami kesengsaraan hidup karena sangat mudah terkena penyakit-penyakit yang berbahaya seperti kanker, tumor, Tuberkulosis (TBC), dan lain-lain.

Sementara di Indonesia penderita penyakit AIDS setiap tahun selalu meningkat. Penderita terbanyak berdasarakan jenis kelamin adalah laki-laki. Karena secara teori bahwa laki-laki memiliki peluang yang paling banyak untuk menularkan dan ditularkan oleh virus HIV. Berikut ini akan ditunjukkan grafik peningkatan jumlah penderita penyakit AIDS di Indonesia sejak tahun 2004 – 2008.

Garafik 1. Peningkatan jumlah penderita penyakit AIDS sejak tahun 2004 – 2008.

Grafik hasil analisis dari Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan (Ditjen PPM dan PL) menunjukkan bahwa peningkatan penderita AIDS di Indonesia sangat tinggi dengan prevalensi di Indonesia berdasarakan 100.000 penduduk pada tahun 2009 adalah 8,15. Angka ini merupakan angka yang sangat besar. Sehingga ancaman penyakit HIV/AIDS di Indonesia semakin nyata, hal ini diperkuat dengan data yang dikumpulkan oleh Ditjen PPM & PL Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, menurut laporan sampai dengan September 2009 Depkes mencatat bahwa Jumlah Kumulatif kasus AIDS berjumlah 18.442 jiwa dan 3708 diatanranya sudah meninggal dunia. Jumlah tersebut terdiri dari 13.654 laki-laki dan 4.701 perempuan dan 87 penderita diantaranya tidak diketahui.

Menurut National Trainer Care, Support and Treatment IMAI-HIV/AIDS, dr Ronald Jonathan MSc, pada seminar dua hari "Global Diseases 2nd Continuing Professional Development" di Bandarlampung, Sabtu dan Minggu, jumlah penderita HIV/AIDS pada tahun 2010 adalah 93.000 – 130.000 jiwa. Angka itu diperoleh berdasarkan perkiraan pengaduan penderita terinfeksi HIV/AIDS ke sejumlah rumah sakit, yang berjumlah tidak lebih dari sepersepuluh korban terinfeksi keseluruhan (Burhani, 2009).

Kemudian pada tahun 2011 triwulan 1 April sampai 30 Juni, Direktorat jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan melaporkan bahwa jumlah penderita pada triwulan tersebut adalah 2352 Jiwa. Sehingga sejak 1 April 1987 samapi dengan 30 Juni 2011 penderita kumulatif HIV/AIDS di Indonesia sebesar 26483 jiwa dengan jumlah 5056 orang meninggal dunia (Statistic Kasus HIV/AIDS di Indonesia, 2011).

Meningkatnya penderita HIV/AIDS di Indonesia menyebabkan berkurangnya populasi penduduk dengan tingkat perekonomian yang rendah. Hal ini disebabkan karena penderita penyakit tersebut akan berakhir dengan kematian dan tidak bisa melakukan apa-apa, keadaan fisik yang sudah lemah membuat orang tidak bisa bekerja untuk memnuhi kebutuhan hidupnya. Peningkatan jumlah penderita ini disebabkan karena beberapa factor yang disebut sebagai factor resiko. Menurut laporan Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan tahun 2009 bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan terinfeksi atau tertularnya penyakit HIV/AIDS di Indonesia. Faktor resiko tersebut akan ditunjukkan pada grafik dibawah ini.

Grafik 2. Jumlah kumulatif kasus AIDS berdasarkan faktor resiko tahun 2009.

Berdasarakan grafik di atas faktor resiko yang menyebabkan terjadinya penyakit AIDS adalah heteroseksual, IDU, transmisi prenatal, homo bioseksual dan tidak diketahui (4%). Persentase faktor resiko terbanyak adalah heteroseksual (seks dengan lawan jenis) atau secara umum adalah pergaulan bebas. Namun transfuse darah menurut laporan tahun 2009 tidak berpengaruh. Padahal transfuse darah ini juga merupakan salah satu penyebab AIDS yang termasuk cepat. Akantetapi Anonim dari Wikipedia (2011), transfuse darah berperan sebagai penyebab menyebarnya AIDS sekitar 5% -10 %. Kemudain berdasarkan data statistik HIV/AIDS Indonesia (2011) sekitar 53 jiwa penderita ditularkan melalui transfuse darah.

Selain itu, penggunaan jarum suntik yang tidak steril atau alat-alat kesehatan lainnya berperan terhadap penularan penyakit AIDS. Kemungkinan berdasarkan data tahun 2009, 4% penyebab HIV/AIDS tidak diketahui adalah penggunaan jarum suntik yang tidak steril atau alat-alat kesehatan lainnya. Karena hal seperti ini sangat jarang diperhatikan oleh masyarakat atau pun petugas kesehatan. Hal ini membuktikan bahwa kesadaran masyarakat masih kurang untuk memperhatikan kebersihan alat-alat kesehatan dan lingkungannya.

Penyebab penyakit AIDS seperti seks bebas, transfuse darah, penggunaan jarum suntik yang tidak steril (kebersihan) telah dijelaskan dalam ajaran Islam melalui Al-Qur’an. Al-Qur’an merupakan kitab suci yang harus dijadikan sebagai petunjuk dan pedoman dalam kehidupan manusia. Sehingga semua isi Al-Qur’an seperti perintahNya harus di ikuti dan menjauhi laranganNya. Islam adalah agama yang paling sempurna dan sangat selaras dengan kebutuhan hidup manusia. Islam memiliki konsep (Al-Qur’an) yang paling benar dan mutlak untuk diikuti, serta tidak bisa ditentang oleh siapapun dan apapun.

Jika penentangan dilakukan oleh seseorang, maka akan terjadi dampak yang tidak diinginkan sebagai balasan terhadap pelanggaran yang telah dilakukan. Salah satunya adalah penyakit AIDS. Penyakit ini diderita oleh orang-orang yang selalu melakukan zina. Padahal didalam Al-Qur’an sudah dijelaskan bahwa zina itu haram dilakukan oleh manusia. Sehingga HIV/AIDS itu merupakan bukti peringatan dan balasan kepada umat manusia bahwa dampak zina itu sangat buruk. Hal ini sesuai dengan firman Allah di dalam Al-Qur’an surat An-Nisa’ 111, yang artinya : “Barangsiapa yang mengerjakan dosa, maka sesungguhnya ia mengerjakannya untuk (kemudharatan) dirinya sendiri. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana” (Q.S. An-Nisa’ : 111).

Dalam konsep islam, Al-Qur’an tidak hanya berfungsi sebagai kitab suci umat islam, tetapi berfungsi sebagai panduan dalam setiap titik kehidupan termasuk sebagai obat dan vaksin. Padahal Al-Qur’an surat Al-Isra’ ayat 82 menerangkan, artinya : “Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar (obat) dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian”. Jika kita melihat ayat tersebut, maka sangat jelas fungsi Al-Qur’an sebagai obat bagi penyakit. Namun kita tidak menyadari hal demikian sehingga kita tidak bisa memahami dan mengamalkan isi Al-Qur’an tersebut.

Penyebab HIV/AIDS seperti berzina, penggunaan alat-alat yang tidak steril (bersih), sudah jelas ada didalam Al-Qur’an. Sebagaimana dijelaskan dalam bebearpa ayat didalam Al-Qur’an tetang penyebab penyakit tersebut, yaitu : A. Larangan berzina. Didalam Al-Qur’an sudah dijelaskan pada surat Al-Isra’ ayat 32 yang berbunyi, artinya : “Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk”. Dari ayat tersebut, sudah jelas bahwa mendekati zina saja sudah dilarang oleh Allah SWT, apalagi melakukannya, maka hal tersebut termasuk dosa besar. Setelah dijelaskan tentang zina tersebut adalah dosa besar, maka dalam Al-Qur’an surat Al-Furqan ayat 68 (enam puluh delapan) menjelaskan “akan mendapatkan hukuman yang berat". Hukuman yang berat berupa terinfeksi oleh HIV/AIDS bagi orang-orang yang melanggar peirntahNya seperti zina atau seks bebas dan sebagai peringatan bagi orang-orang yang berfikir. B. Penggunaan jarum suntik dan alat-alat kesehatan yang steril (bersih). Sterilisasi alat-alat kesehatan dan darah. Virus ini tidak hanya menginfeksi orang-orang yang sering melakukan maksiat, tetapi orang-orang yang bertakwa pun bisa tertular virus yang sangat mematikan ini. Karena kebersihan sangat jarang diperhatikan terutama terhadap penggunaan alat-alat kesehatan seperti jarum suntik yang steril. Untuk mengatasi hal tersebut, Allah SWT berfirman yang artinya “Sungguh, Allah menyukai orang yang tobat dan menyukai orang yang menyucikan diri ” (QS. Al Baqarah: 222).

Berdasarkan penjelasan diatas maka sudah jelas bahwa Al-Qur’an sebagai obat termasuk vaksin terhadap virus HIV dan virus yang lainnya. Karena konsep islam melalui Al-Qur’an melarang untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat menularkan virus HIV penyabab penyakit AIDS tersebut. Vaksin HIV/AIDS berdasarakan konsep islam yang paling baik adalah Al-Qur’an dengan cara melaksanakan atau mengamalkan isi Al-Qur’an dan menjauhi larangan-larang Al-Qur’an tersebut.