Minggu, 18 Desember 2011

THE SUMMARY OF MY RESEARCH PLAN

Title          :  Pholymorphism Analysis of HSP 70 Gene in Brakel Kriel-Silver
Writted by  :  Muh. Latarul Islain
UPN           :  B1A 008 026
Institution  :  Animal Science of Faculty, Mataram University
Summary  : 
                      Brakel kriel-silver is chicken have double function is layer chicken and broiler chicken. Egg production of brakel kriel-silver about 190 - 250 grains per year. It is too good broiler. Male DOC breed for 2 - 3 months with good feed can 4 - 5 ons of body growth. But brakel kriel-silver easy to stress and it is seriously problem in brakel kriel-silver breeding of traditional breeding or conventional breeding. Because stress such as heat stress can causes decrease of production or productivity performance, live related with changing of physiological and biochemistry in it's body (Poultry Indonesia, 2011). Explained by Nataamijaya et.al (1990) on 25 - 31 dc of temperature shown decreasing eggs productivity and it's weight and slow growth. Side effect of heat stress is changing biochemistry such as decreasing of very low density lipoprotein (VLDL) and Vitellogenin, where it is used for egg yolk synthesis, so size of egg will be smaller than normal size. The method for increasing of production and productivity brakel kriel-silver is selection in moleculer level. Selection in this level especially HSP 70 gene for resistant of heat stress. The pholimorphism gene is very important for selection of brakel kriel-silver resistant of heat stress. But before selected, such as fenotype selection or moleculer selection must be analyzed of HSP 70 gene pholymorphism. So that very important to do research about HSP 70 gene variation with the title of research is "Pholymorphism Analysis of HSP 70 Gene In Brakel Kriel-Silver". This research aim to know mutation of HSP 70 gene in brakel kriel-silver chicken, where can used for refrence to analysis HSP 70 gene pholymorphism. The method used in this research is Single Strand Conformation Pholymorphism (SSCP) by virtue of Carmen Maria Mazzi, et.al (2003), where beginning by DNA extraction for separating of DNA and cell component. Furthermore Polymerase Chain Reaction (PCR) phase to do amplification of DNA target. Then Single Strand Conformation Polymorphism (SSCP) to viewing about HSP 70 gene pholymorphism by virtue of DNA migration. End of that is data analysis using Nei (1987) method.

Senin, 12 Desember 2011

Bagi anda yang ingin mencari informasi mengenai peternakan seperti hasil-hasil penelitian masalah bioteknologi, genetika pemuliaan, banyak sekali situs-situs yang menyediakan kebutuhan kita tersebut. Salah satunya adalah situs dibawah ini.
http://muladno.blogspot.com/
Silahkan buka situs diatas dan selamat membaca.

Selasa, 08 November 2011


AL-QUR’AN SEBAGAI VAKSIN HIV/AIDS DALAM KONSEP ISLAM

Muh. Latarul Islain, B1A 008 026

Fakultas Peternakan Universitas Mataram, 2011

Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan virus yang menyebabkan penyakit AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) pada manusia. AIDS adalah penyakit yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV. Penyakit ini merupakan penyakit yang sulit disembuhkan karena secara ilmiah belum ditemukan obat yang bisa menyembuhkan penyakit ini, serta vaksin sebagai pencegah penularannya. Penderita yang terinfeksi HIV akan mengalami kesengsaraan hidup karena sangat mudah terkena penyakit-penyakit yang berbahaya seperti kanker, tumor, Tuberkulosis (TBC), dan lain-lain.

Sementara di Indonesia penderita penyakit AIDS setiap tahun selalu meningkat. Penderita terbanyak berdasarakan jenis kelamin adalah laki-laki. Karena secara teori bahwa laki-laki memiliki peluang yang paling banyak untuk menularkan dan ditularkan oleh virus HIV. Berikut ini akan ditunjukkan grafik peningkatan jumlah penderita penyakit AIDS di Indonesia sejak tahun 2004 – 2008.

Garafik 1. Peningkatan jumlah penderita penyakit AIDS sejak tahun 2004 – 2008.

Grafik hasil analisis dari Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan (Ditjen PPM dan PL) menunjukkan bahwa peningkatan penderita AIDS di Indonesia sangat tinggi dengan prevalensi di Indonesia berdasarakan 100.000 penduduk pada tahun 2009 adalah 8,15. Angka ini merupakan angka yang sangat besar. Sehingga ancaman penyakit HIV/AIDS di Indonesia semakin nyata, hal ini diperkuat dengan data yang dikumpulkan oleh Ditjen PPM & PL Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, menurut laporan sampai dengan September 2009 Depkes mencatat bahwa Jumlah Kumulatif kasus AIDS berjumlah 18.442 jiwa dan 3708 diatanranya sudah meninggal dunia. Jumlah tersebut terdiri dari 13.654 laki-laki dan 4.701 perempuan dan 87 penderita diantaranya tidak diketahui.

Menurut National Trainer Care, Support and Treatment IMAI-HIV/AIDS, dr Ronald Jonathan MSc, pada seminar dua hari "Global Diseases 2nd Continuing Professional Development" di Bandarlampung, Sabtu dan Minggu, jumlah penderita HIV/AIDS pada tahun 2010 adalah 93.000 – 130.000 jiwa. Angka itu diperoleh berdasarkan perkiraan pengaduan penderita terinfeksi HIV/AIDS ke sejumlah rumah sakit, yang berjumlah tidak lebih dari sepersepuluh korban terinfeksi keseluruhan (Burhani, 2009).

Kemudian pada tahun 2011 triwulan 1 April sampai 30 Juni, Direktorat jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan melaporkan bahwa jumlah penderita pada triwulan tersebut adalah 2352 Jiwa. Sehingga sejak 1 April 1987 samapi dengan 30 Juni 2011 penderita kumulatif HIV/AIDS di Indonesia sebesar 26483 jiwa dengan jumlah 5056 orang meninggal dunia (Statistic Kasus HIV/AIDS di Indonesia, 2011).

Meningkatnya penderita HIV/AIDS di Indonesia menyebabkan berkurangnya populasi penduduk dengan tingkat perekonomian yang rendah. Hal ini disebabkan karena penderita penyakit tersebut akan berakhir dengan kematian dan tidak bisa melakukan apa-apa, keadaan fisik yang sudah lemah membuat orang tidak bisa bekerja untuk memnuhi kebutuhan hidupnya. Peningkatan jumlah penderita ini disebabkan karena beberapa factor yang disebut sebagai factor resiko. Menurut laporan Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan tahun 2009 bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan terinfeksi atau tertularnya penyakit HIV/AIDS di Indonesia. Faktor resiko tersebut akan ditunjukkan pada grafik dibawah ini.

Grafik 2. Jumlah kumulatif kasus AIDS berdasarkan faktor resiko tahun 2009.

Berdasarakan grafik di atas faktor resiko yang menyebabkan terjadinya penyakit AIDS adalah heteroseksual, IDU, transmisi prenatal, homo bioseksual dan tidak diketahui (4%). Persentase faktor resiko terbanyak adalah heteroseksual (seks dengan lawan jenis) atau secara umum adalah pergaulan bebas. Namun transfuse darah menurut laporan tahun 2009 tidak berpengaruh. Padahal transfuse darah ini juga merupakan salah satu penyebab AIDS yang termasuk cepat. Akantetapi Anonim dari Wikipedia (2011), transfuse darah berperan sebagai penyebab menyebarnya AIDS sekitar 5% -10 %. Kemudain berdasarkan data statistik HIV/AIDS Indonesia (2011) sekitar 53 jiwa penderita ditularkan melalui transfuse darah.

Selain itu, penggunaan jarum suntik yang tidak steril atau alat-alat kesehatan lainnya berperan terhadap penularan penyakit AIDS. Kemungkinan berdasarkan data tahun 2009, 4% penyebab HIV/AIDS tidak diketahui adalah penggunaan jarum suntik yang tidak steril atau alat-alat kesehatan lainnya. Karena hal seperti ini sangat jarang diperhatikan oleh masyarakat atau pun petugas kesehatan. Hal ini membuktikan bahwa kesadaran masyarakat masih kurang untuk memperhatikan kebersihan alat-alat kesehatan dan lingkungannya.

Penyebab penyakit AIDS seperti seks bebas, transfuse darah, penggunaan jarum suntik yang tidak steril (kebersihan) telah dijelaskan dalam ajaran Islam melalui Al-Qur’an. Al-Qur’an merupakan kitab suci yang harus dijadikan sebagai petunjuk dan pedoman dalam kehidupan manusia. Sehingga semua isi Al-Qur’an seperti perintahNya harus di ikuti dan menjauhi laranganNya. Islam adalah agama yang paling sempurna dan sangat selaras dengan kebutuhan hidup manusia. Islam memiliki konsep (Al-Qur’an) yang paling benar dan mutlak untuk diikuti, serta tidak bisa ditentang oleh siapapun dan apapun.

Jika penentangan dilakukan oleh seseorang, maka akan terjadi dampak yang tidak diinginkan sebagai balasan terhadap pelanggaran yang telah dilakukan. Salah satunya adalah penyakit AIDS. Penyakit ini diderita oleh orang-orang yang selalu melakukan zina. Padahal didalam Al-Qur’an sudah dijelaskan bahwa zina itu haram dilakukan oleh manusia. Sehingga HIV/AIDS itu merupakan bukti peringatan dan balasan kepada umat manusia bahwa dampak zina itu sangat buruk. Hal ini sesuai dengan firman Allah di dalam Al-Qur’an surat An-Nisa’ 111, yang artinya : “Barangsiapa yang mengerjakan dosa, maka sesungguhnya ia mengerjakannya untuk (kemudharatan) dirinya sendiri. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana” (Q.S. An-Nisa’ : 111).

Dalam konsep islam, Al-Qur’an tidak hanya berfungsi sebagai kitab suci umat islam, tetapi berfungsi sebagai panduan dalam setiap titik kehidupan termasuk sebagai obat dan vaksin. Padahal Al-Qur’an surat Al-Isra’ ayat 82 menerangkan, artinya : “Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar (obat) dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian”. Jika kita melihat ayat tersebut, maka sangat jelas fungsi Al-Qur’an sebagai obat bagi penyakit. Namun kita tidak menyadari hal demikian sehingga kita tidak bisa memahami dan mengamalkan isi Al-Qur’an tersebut.

Penyebab HIV/AIDS seperti berzina, penggunaan alat-alat yang tidak steril (bersih), sudah jelas ada didalam Al-Qur’an. Sebagaimana dijelaskan dalam bebearpa ayat didalam Al-Qur’an tetang penyebab penyakit tersebut, yaitu : A. Larangan berzina. Didalam Al-Qur’an sudah dijelaskan pada surat Al-Isra’ ayat 32 yang berbunyi, artinya : “Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk”. Dari ayat tersebut, sudah jelas bahwa mendekati zina saja sudah dilarang oleh Allah SWT, apalagi melakukannya, maka hal tersebut termasuk dosa besar. Setelah dijelaskan tentang zina tersebut adalah dosa besar, maka dalam Al-Qur’an surat Al-Furqan ayat 68 (enam puluh delapan) menjelaskan “akan mendapatkan hukuman yang berat". Hukuman yang berat berupa terinfeksi oleh HIV/AIDS bagi orang-orang yang melanggar peirntahNya seperti zina atau seks bebas dan sebagai peringatan bagi orang-orang yang berfikir. B. Penggunaan jarum suntik dan alat-alat kesehatan yang steril (bersih). Sterilisasi alat-alat kesehatan dan darah. Virus ini tidak hanya menginfeksi orang-orang yang sering melakukan maksiat, tetapi orang-orang yang bertakwa pun bisa tertular virus yang sangat mematikan ini. Karena kebersihan sangat jarang diperhatikan terutama terhadap penggunaan alat-alat kesehatan seperti jarum suntik yang steril. Untuk mengatasi hal tersebut, Allah SWT berfirman yang artinya “Sungguh, Allah menyukai orang yang tobat dan menyukai orang yang menyucikan diri ” (QS. Al Baqarah: 222).

Berdasarkan penjelasan diatas maka sudah jelas bahwa Al-Qur’an sebagai obat termasuk vaksin terhadap virus HIV dan virus yang lainnya. Karena konsep islam melalui Al-Qur’an melarang untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat menularkan virus HIV penyabab penyakit AIDS tersebut. Vaksin HIV/AIDS berdasarakan konsep islam yang paling baik adalah Al-Qur’an dengan cara melaksanakan atau mengamalkan isi Al-Qur’an dan menjauhi larangan-larang Al-Qur’an tersebut.



Minggu, 18 September 2011

ANALISA PERBANDINGAN KENAMPAKAN DNA SAPI BALI DENGAN DNA AYAM ARAB PADA TAHAP VISUALISASI MENGGUANAKAN SINAR ULTRA VIOLET TERHADAP KEBERHASILAN PERCOBAAN PENELITIAN GEN HSP 70


By

Muh. Latarul Islain

Animal Science of Mataram University

ABSTRACT

In research conducted by scientists, research HSP 70 was not an easy thing. Because HSP 70 was a stranger among scientists, facilities used for research is very advanced and the issues that can not be resolved in this study. So before doing this research scientists have conducted experiments on penlitian of HSP 70.HSP research stage 70 includes several phases, namely stage of DNA extraction, PCR, and SSCP. These stages are very complicated stage in penelitian.Oleh therefore, very necessary dilakuakn experiment before doing research, especially in the extraction of DNA. In these experiments can be known how much ability in the use of tools, knowing the success rate of the method used and studied the errors in using the method. This study aims to determine the error on experimental methods of research that could cause any difference in appearance of the DNA and find out the cause of the difference in appearance of DNA in ultraviolet light. The results of this study indicate that in experimental studies on the addition of TE phenol phase retrieval errors of these materials. So that the stage of visualization using ultraviolet light, appearance of blood DNA Cows brighter than the appearance of blood DNA Arabic Chicken. Although the blood of cattle have been kept in a long time in the freezer. While the chicken blood DNA Arabs have a dirty appearance and looks like muddy. In addition, the number of visible bands of chicken blood DNA visualization Arabic only 1, while the blood of cattle blood DNA visualization there are two bands are visible in bright and clear. Also, look at some of the mistakes and errors in experimental research, there are several things that can cause failure in the visualization of DNA using Ultra Violet rays, including the addition of material error at the time of isolation, no precipitate DNA, DNA contamination, and problems with the pipette. Based on these results, it can be concluded that when visualized using Ultra Violet light, the appearance of bovine DNA more clearly and there are two bands are visible. While the chicken DNA Arab appearance looks a bit muddy and dirty and only seen one band Arab chicken DNA. There are several things that can cause failures in conducting the research, namely the addition of material error at the time of isolation, no precipitate DNA, DNA contamination, and problems with the pipette

Selasa, 17 Mei 2011

DUKUNGAN FASILITAS INTERNET DAN HOT SPOT GRATIS UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MAHASISWA MENGGUNAKAN E-JOURNAL DI PERGURUAN TINGGI

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perkembangan teknologi komputer menyebabakan perubahan pada aspek kehidupan termasuk dalam pendidikan. Penggunaan teknologi komputer dalam bidang pendidikan bukan hal yang baru, namun sudah lama dilakukan oleh Negara-negara maju seperti Amerika dan Eropa sejak awal tahun 1960 (1). Dalam menghadapi perkembangan teknologi, siswa, mahasiswa, guru dan dosen di tuntut untuk lebih kreatif dalam memanfaatkan teknologi yang berkembang. Karena kemajuan teknologi merupakan suatu bukti kemajuan ilmu pengetahuan. Sehingga jika tingkat kekreatifan seseorang dalam memanfaatkan teknologi komputer rendah maka akan ketinggalan jauh dari pengetahuan yang ada.
Internet adalah salah satu teknlologi bidang infromasi seluruh dunia. Internet atau Internasional Network of Networks ialah sebuah rangkaian gergasi komputer di peringkat antara bangsa (2) dan merupakan cara komputer berkomunikasi antara satu sama lain (3). Ia mengandungi lebih dari 50 ribu rangkaian komputer di seluruh dunia, lebih dari 6.6 juta komputer hos dan lebih dari 50 juta pengguna yang terdiri dari 160 Negara (4). Internet merupakan suatu teknologi informasi yang sangat dibutuhkan oleh manusia dalam mencari informasi seperti berita dan ilmu pengetahuan terutama dikalangan akademisi seperti mahasiswa yang berada diperguruan tinggi.
Internet memberikan kontribusi yang sangat besar dalam membantu pendidikan untuk selalu mendapatkan informasi yang up to date. Jaringan internet merupakan salah satu jenis jaringan yang popular dimanfaatkan, karena internet merupakan teknologi informasi yang mampu menghubungkan komputer di seluruh dunia, sehingga memungkinkan informasi dari berbagai jenis dan bentuk informasi dapat dipakai secara bersama-sama (5).
E-Journal adalah salah satu media informasi dan komunikasi yang ada diinternet. E-Journal secara sederhana dapat diartikan sebagai penyampaian informasi dan komunikasi atau jurnal secara online. E-Journal menyediakan seperangkat alat yang dapat memperkaya nilai suatu jurnal konvensional (terbitan dan kajian secara mendalam) sehingga dapat menjawab tantangan globalisasi. E-Journal tidak berarti menggantikan model jurnal konvensional, tetapi memperkuat jurnal tersebut melalui pengelolaan penulis, karya tulis dan tanggapan atas karya tersebut, bahkan sampai pada tingkat mendiskusikan secara tak terbatas.
Namun pemanfaatan e-journal dikalangan mahasisiwa masih kurang. Hal ini dibuktikan dengan masih banyak mahasiswa yang menggunakan perpustakaan sebagai bahan acuan dalam menyelesaikan tugas belajar tanpa memperhatikan kekurangan dari buku yang dijadikan sebagai refrensi. Selain itu kurangnya pemanfaatan internet dapat dibuktikan dengan masih banyak mahasiswa yang belum bisa mengoperasikan teknologi komputer dan internet dalam belajar. Padahal Berdasarkan data statistik Indonesia, terlihat bahwa di Indonesia terdapat 11,5 juta orang yang melakukan akses internet atau 5,2% dari total penduduk Indonesia. Hal ini memberikan gambaran kepada kita bahwa pertumbuhan pengguna internet di seluruh Indonesia sangat pesat dan sudah menjadi suatu kebutuhan utama bagi setiap orang (6). Walaupun perkembangan teknologi internet sangat pesat, namun masih banyak mahasiswa yang belum bisa menggunakan internet untuk belajar atau menggunakan internet dalam mencari refrensi. Karena hanya 5,2% penduduk Indonesia yang menggunakan internet. Namun sekitar 94,8% penduduk Indonesia yang belum bisa menggunakan internet sebagai media belajar. Di antara Negara-negara ASEAN, Indonesia adalah Negara yang masih rendah dalam pemanfaatan internet khususnya pemanfaatan e-journal dalam belajar dibandingkan dengan Negara-negara di ASEAN lainnya seperti Singapura, Philiphina, Malaysia, dan Thailand. Hal ini di sebabkan karena Indonesia merupakan Negara yang memiliki populasi penduduk terbesar dan merupakan Negara kepulauan serta memiliki pendapatan perkapita yang masih rendah (5).

Tujuan
Adapun tujuan dari artikel ini adalah :
1. Untuk memberikan solusi tentang permasalahan kurangnya pemanfaatan e-journal oleh mahasiswa.
2. Untuk menjelaskan tentang pentingnya sarana teknologi informasi dan komunikasi seperti internet terutama e-journal dalam proses belajar bagi mahasiswa.
Manfaat
Manfaat yang ingin didapatkan dari penulisan karya tulis ini adalah :
1. Ditemukannya metode untuk meningkatkan minat belajar mahasiswa menggunakan e-journal disetiap perguruan tinggi.
2. Perguruan tinggi akan menerapkan metode yang disampaikan melalui karya tulis ini.
3. Mahasiswa bisa memanfaatkan e-journal di setiap perguruan tinggi.
4. Terciptanya perguruan tinggi yang berbasis teknologi dalam belajar (Learning technology basic).


GAGASAN
E-Journal merupakan media pembelajaran yang sangat lengkap, karena e-journal adalah media elektronik yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akademik dalam belajar mengajar terutama di kalangan mahasiswa. Penggunaan media e-journal dalam belajar menyediakan seperangkat alat yang dapat memperkaya nilai suatu jurnal konvensional (terbitan dan kajian secara mendalam) sehingga dapat menjawab tantangan globalisasi. E-Journal tidak berarti menggantikan model jurnal konvensional, tetapi memperkuat jurnal tersebut melalui pengelolaan penulis, karya tulis dan tanggapan atas karya tersebut, bahkan sampai pada tingkat mendiskusikan secara tak terbatas (7).
E-Journal telah banyak sekali mempublikasikan hasil-hasil karya tulis seseorang baik berupa laporan penelitian, karya ilmiah, contoh proposal penelitian maupun materi-materi yang dikaji dalam perkuliahan diperguruan tinggi. Ada beberapa e-journal yang telah dikeluarkan oleh dikti untuk perguruan tinggi agar diamanfaatkan oleh mahasiswa baik e-journal nasional maupun e-journal tingkat internasional. E-Journal tersebut ada yang bersifat bebas, dapat didownload oleh mahasiswa dan ada yang berbayar, dikeluarkan oleh Unimus bekerjasama dengan Kementrian Pendidikan Tinggi (Kemendikti) seperti ProQuest, Cengage (Gale), dan EBSCO (8).
Namun sampai sekarang ini pemanfaatan e-journal oleh mahasiswa diperguruan tinggi masih kurang. Ada beberapa hal yang menyebabkan kurangnya pemanfaatan e-journal oleh mahasiswa diperguruan tinggi, diantaranya adalah :
  1. Kurangnya fasilitas pendukung untuk memanfaatkan e-journal, seperti computer. Keterbatasan fasilitas pendukung ini akan menyebabkan mahasiswa kurang berminat untuk membuka (memanfaatkan) e-journal sebagai media pembelajaran di kampus dan untuk mencari refrensi.
  2. Tidak ada fasilitas internet yang diterapkan dikampus, sehingga mahasiswa tidak bisa mengakses internet di kampus.
  3. Setiap mahasiswa yang menggunakan internet dikampus harus berbayar dengan jumlah yang ditentukan oleh pihak perguruan tinggi.
  4. Tidak ada fasilitas hotspot yang dibuka oleh perguruan tinggi dalam menfasilitasi mahasiswa menggunakan e-journal.
Permasalahan-permasalahan diatas merupakan faktor utama yang menyebabkan mahasiswa kurang dapat memanfaatkan e-journal sebagai sarana untuk belajar di perguruan tinggi. Namun pada poin satu dan dua sudah tidak dipermasalahakan lagi oleh perguruan tinggi. Karena dengan berkemabangnya teknologi informasi dan komunikasi yang disertai dengan berkembangnya metode pendidikan modern menjadikan perguruan tinggi di seluruh Indonesia semakin maju dan modern.
Akantetapi permasalahan yang masih ada diperguruan tinggi dengan metode pendidikan modern adalah pada poin tiga dan poin empat. Kedua permasalahan ini merupakan permasalahan yang masih ada diperguruan tinggi. Fasilitas internet di peguruan tinggi akan memudahkan mahasiswa untuk membantu mengakses e-journal sebagai media pembelajaran tanpa harus memberikan beban kepada mahasiswa seperti membayar sewa fasilitas internet sesuai dengan ketentuan di perguruan tinggi. Hal ini akan menyebabkan mahasiswa untuk merasa enggan memanfaatkan internet diperguruan tinggi. Sementara tidak adanya ketersediaan hotspot dikampus akan mengurangi minat mahasiswa dalam membuka e-journal sebagai media belajar. Mahasiswa yang memiliki laptop sebagai sarana untuk melakukan akses internet untuk memanfaatkan e-journal harus didukung oleh fasilitas hotspot.
Berdasarkan permasalahan diatas, ada beberapa hal yang harus dilakukan dan diterapkan diperguruan tinggi untuk meningkatkan minat mahasiswa dalam belajar menggunakan e-journal diperguruan tinggi yaitu:
  1. Perguruan tinggi harus menyediakan fasilitas internet gratis bagi semua masyarakat akademik yang ada di perguruan tinggi tersebut terutama mahasiswa. Agar mahasiswa dapat memanfaatkan internet untuk menggunakan e-journal sebagai fasilitas belajar mereka.
  2. Perguruan tinggi harus menyediakan hotspot gratis. Metode ini akan mendukung mahasiswa untuk mengakses e-journal sebagai media belajar mereka terutama mahasiswa yang memiliki laptop, mereka semakin mudah untuk membuka e-journal karena tersedianya hotspot gratis di perguruan tinggi tersebut. Sehingga mahasiswa akan mengakses e-journal kapan saja tanpa harus pergi ke tempat lain.
Walaupun kedua persyaratan diatas telah diterapkan oleh sebuah perguruan tinggi, namun ada beberapa faktor yang harus ada dalam ketersediaan kedua fasilitas di perguruan tinggi, agar mahasiswa dapat memanfaatkan e-journal sebagai media belajar mereka secara aman, nyaman dan berkelanjutan. Ada beberapa hal yang harus dipenuhi untuk membangun E-Journal (9) adalah:
1. Sumber daya manusia. Dalam hal ini sumber daya manusia dapat dibagi menjadi 1) Pengguna, yaitu orang-orang yang menggunakan TIK atau produk informasi. 2) Pengembang, yaitu orang-orang yang mengembangkan dan/atau meng-operasikan TIK tersebut. Ketersediaan sumber daya manusia ini sangat penting karena mendukung keberlangsungan e-journal yang akan dibangun. Jika kita tidak memiliki minimal 1 orang yang ahli dalam pengelolaan sistem TIK, maka keberlangsungan e-journal tersebut tidak dapat terjamin.
2. Perangkat keras. Kebutuhan perangkat keras sebenarnya tergantung dari keseriusan lembaga atau institusi dalam membangun e-journal tersebut. Jika memang memiliki keseriusan maka diperlukan biaya yang cukup mahal. Sebagai gambaran untuk membangun e-journal diperlukan minimal 1 buah komputer server dengan perkiraan harga Rp. 20 juta, koneksi internet 24 jam dengan perkiraan termurah adalah Rp. 3 juta perbulan, dan adanya jaringan komputer lokal (LAN) agar pengguna dapat lebih mudah mengakses.
3. Perangkat lunak. Perangkat lunak yang dibutuhkan untuk membangun e-journal dapat diperoleh secara gratis di internet. Saat ini telah tersedia ratusan software gratis yang berfungsi sebagai system manajemen konten (Content Management System/ CMS). Karena tersedia cukup banyak maka tinggal memilih dan mendownload salah satu software tersebut yang sesuai dengan karakteristik lembaga yang membutuhkan. Salah satu site yang menerapkan Content Management System adalah www.tpunesa.net. Site ini menggunakan software moodle yang terfokus pada sistem manajemen belajar atau yang biasa disebut Learning Management System (LMS) atau juga www.m2-s.net. Site ini menggunakan CMS Mambo Open Source.
4. Perangkat pendukung. Prangkat pendukung disini adalah perangkat yang dibutuhkan agar e-journal yang dibangun dapat diakses secara luas yaitu Domain Name dan Hosting. Artinya e-journal tersebut memerlukan nama domain agar dapat diakses secara luas. Nama domain tersebut dapat diperoleh dari penyedia jasa domain (Provider) yang saat ini sudah banyak tersedia hanya dengan dua ratus ribu rupiah per tahun. Disamping domain name juga diperlukan hosting atau tempat untuk meletakkan system e-journal tersebut. Penyedia jasa hosting saat ini telah berkembang pesat sehingga sangat mudah mencarinya dan memilih nama yang lebih menguntungkan. Perkiraan biaya hosting yang harus ditanggung adalah sekitar tujuh ratus ribu rupiah untuk kapasitas 100 MB selama 1 tahun. Jika institusi atau lembaga telah memiliki server mandiri maka hosting tersebut dapat diabaikan.
Untuk membangun e-journal sangat mudah dan murah jika dibandingkan dengan manfaat dan kemudahan apa yang nantinya diperoleh. Dengan membangun e-journal ilmu didapat dengan mudah dan cepat berkembang luas kepada masyarakat sehingga dapat mewujudkan masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge-based society) dan meningkatkan mutu sumber daya manusia Indonesia yang mampu bersaing di dunia internasional dalam menghadapi era globalisasi ini.


PENUTUP
Berdasarkan penjelasan yang disampaikan pada artikel ini, ada beberapa hal yang dapat disimpulkan adalah sebagai berikut:
1. E-Journal merupakan media pembelajaran yang sangat lengkap, karena e-journal adalah media elektronik yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akademik dalam belajar mengajar terutama di kalangan mahasiswa. E-Journal tidak berarti menggantikan model jurnal konvensional, tetapi memperkuat jurnal tersebut melalui pengelolaan penulis, karya tulis dan tanggapan atas karya tersebut, bahkan sampai pada tingkat mendiskusikan secara tak terbatas.
  1. Perguruan tinggi harus menyediakan fasilitas internet gratis bagi semua masyarakat akademik yang ada di perguruan tinggi tersebut terutama mahasiswa. Agar mahasiswa dapat memanfaatkan internet untuk menggunakan e-journal sebagai fasilitas belajar mereka.
b. Perguruan tinggi harus menyediakan hotspot gratis. Metode ini akan mendukung mahasiswa untuk mengakses e-journal sebagai media belajar mereka terutama mahasiswa yang memiliki laptop, mereka semakin mudah untuk membuka e-journal karena tersedianya hotspot gratis di perguruan tinggi tersebut. Sehingga mahasiswa akan mengakses e-journal kapan saja tanpa harus pergi ke tempat lain dan kapan saja.
3. Ada beberapa hal yang harus dipenuhi untuk menjaga agar pemanfaatan e-journal oleh mahasiswa diperguruan tinggi secara aman, nyaman dan berkelanjutan adalah :
  1. Sumber daya manusia
  2. Perangkat keras
  3. Perangkat lunak
  4. Perangkat pendukung
Saran
Jika perguruan tinggi betul-betul ingin meningkatkan prestasi mahasiswa maka perguruan tinggi harus memenuhi fasilitas-fasilitas yang telah di paparkan pada artikel ini. Karena fasilitas tersebut sangat menunjang terhadap minat dan kemampuan belajar mahasiswa dalam menambah ilmu pengetahuan. Biaya yang akan dikeluarkan oleh perguruan tinggi untuk membangun fasilitas tersebut tidak seberapa jika dibandingkan dengan manfaat yang akan didapat oleh perguruan tinggi secara umum dan mahasiswa secara khusus.




DAFTAR PUSTAKA

(1) Hasim, Mazenah dan Alinda, 1996.
(2) TMB, 1998.
(3) Crumlish,1996.
(4) Zoraini, 1995.
http://www.angelfire.com/bug/rangkaian0/kelebihan_internet.htm di unduh pada tanggal 23 Desember 2010.
(5) Prasetyo, Ardy. 2008.
(6) Suryo (2005), Notodirojo, KMRT, Roy, Suryo (2005). Teknologi Internet Mobile, Seminar Nasional Internet Mobile – Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknologi Informasi – UKSW ).
(7) Suyanto, Aspe Herman. 2005. Mengenal E- Learning. www. Asep-hs.web.ugm.ac.id.
(9) Khotimah, Khusunul. 2008. E-journal.

Minggu, 15 Mei 2011

PENGONTROLAN PENYAKIT GUNA MENCEGAH PENURUNAN TINGKAT PERTUMBUHAN BADAN AYAM ARAB UNTUK BAHAN MASAKAN AYAM TALIWANG

Oleh :
Muh. Latarul Islain
Fakultas Peternakan
Universitas Mataram



PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perkembangan dunia peternakan khususnya perunggasan di Indonesia semakin meningkat. Hal ini dibuktikan dengan banyak perusahaan perunggasan yang ada di Indonesia (1). Selama dua dasa warsa terakhir perkembangan peternakan unggas sangat pesat karena peran unggas dalam pemenuhan kebutuhan protein hewani bagi masyarakat sangat besar yaitu melalui produksi daging dan telur baik dari ayam ras maupun bukan ras salah satunya ayam arab yang banyak diproduksi sebagai ayam pedaging dan juga sebagai bahan masakan ayam taliwang. Ayam taliwang sendiri sangat terkenal dikalangan masyarakat menengah ke atas karena ayam taliwang ini menggunakan bahan utama masakannya adalah ayam arab. Ayam Arab (Gallus tursicus) dikenal cukup adaptif terhadap pakan dibanding Ayam Ras, bahkan ayam ini dapat memakan sisa makanan dari dapur namun untuk tujuan peternakan komersial pakan ayam arab harus bermutu,dalam arti mengandung nutrisi yang cukup untuk keperluan sehari-hari. Selain itu, bentuk dan tekstur daging ayam arab menyerupai ayam kampung, yang di pasaran sehingga daging ayam arab lebih disukai oleh masyarakat daripada daging ayam ras.
Sampai saat ini sebagian besar peternak ayam arab mengarahkan usaha peternakannya pada produksi telur dan sebagian kecil lainnya pada produksi DOC. Sebenarnya berternak ayam arab untuk memproduksi ayam pedaging merupakan salah satu alternatif yang dapat dipilih. Jika tujuan berternak ayam arab untuk menghasilkan ayam pedaging harus dirancang sedemikian rupa sehingga usaha ini betul-betul bisa memproduksi ayam pedaging dengan kualitas yang baik.
Munculnya beberapa rumah makan yang khusus menyediakan daging ayam arab, seperti Soto Ayam Arab atau Sate Ayam Arab di beberapa tempat di Jawa Timur dan Ayam Taliwang di Lombok yang menggunakan bahan masakannya Ayam Arab merupakan peluang yang sangat terbuka bagi pengusaha ayam arab untuk menghasilkan ayam pedaging yang berkualitas baik. Sehingga usaha budidaya ayam arab pedagin ini dapat berkembang dengan pesat.
Namun walaupun peluang dan potensi keberhasilan usaha ayam arab pedaging ini sangat besar, masih banyak kendala-kendala yang dihadapi oleh para peternak maupun ayamnya sendiri. Kendala-kendala tersebut dapat menurunkan produksi daging dan pendapatan peternak usaha ayam arab. Pakan, keuangan, cuaca atau keadaan lingkungan yang buruk, penyakit dan lain-lain adalah kendala-kendala yang harus ditempuh dan dihadapi oleh peternak dan ternak sendiri.
Penyakit adalah salah satu kendala yang menyebabkan kurangnya produksi daging dan menurukan pendapatan peternak. Karena penyakit dapat menurunakan tingkat pertumbuhan dan perkembangan daging ayam arab bahkan dapat menyebabkan kematian. Sehingga kerugian yang diterima oleh peternak cukup besar.
Penyakit yang sering menjangkiti ternak terutama industry peternakan seperti Gumboro dan ND. Kedua penyakit ini disebabkan oleh virus dan bersifat immunosurself dan patogenisistas. Penyakit Gumboro (Infections Bursal Disease) merupakan penghambat utama terhadap produktivitas dan keuntungan industri peternakan ayam baik di Negara-negara industri maupun negera yang sedang berkembang. Penyakit ini menyerang ayam yang belum dewasa. Penyakit ini disebabkan oleh virus avibirna yang bersifat imunosuresif dan memudahkan kawanan ayam diserang oleh virus dan terinfeksi sekunder oleh bakteri. Penularan penyakit ini yaitu dengan kontak langsung dengan ayam yang terinfeksi pada peternakan yang mempunyai ayam berbagai umur dapat mengakibatkan infeksi.Infeksi tidak secara langsung denga virus gumboro dapat terjadi karena genya dapat bertahan hidup di dalam lingkungan peternakan selama 3 bulan (2).
Penyakit ND merupakan virus Patogenisitas, ada tiga kategori virus Patogenisitas yaitu infeksi virus Velogenik-Viserotropik yang menimbulkan penyakit akut dengan kematian tinggi, virus Mesogenik yang menyebabkan penyakit akut dengan kematiam modarat disertai dengan gejala pernafasan dan syaraf, serta virus Lentogenik yang bertanggung jawab terhadap kerugian erosive pada ayam pedaging termasuk penurunan pertambahan bobot badan dan efisien penggunaan pakan (3).
Kalangan peternak ayam, Tetelo/ penyakit ND merupakan momok yang sangat ganas dan belum ada obatnya untuk mengatasinya. Begitu ganasnya hingga peternak Indonesia menamakannya sebagai penyakit sampar atau pes. Penyakit ini disebabkan oleh virus paramyxo dapat menyerang anak ayam yang baru menetas sampai ayam menjelang ayam tua. Penyakit lain yang disebabkan oleh bakteri, jamur, cacing dan parasit juga dapat menyebabakan penurunan tingkat produksi ayam terutama produksi daging (4).
Sementara para peternak terutama peternak awam tidak mengetahui cara untuk menanggulangi, mengurangi, mencegah timbulnya penyakit yang dapat menurunkan tingkat pertumbuhan pada ayam. Sehingga melalui tulisan yang berjudul Pengontrolan Penyakit Guna Mencegah Penurunan Tingkat Pertumbuhan Badan Ayam Arab Untuk Bahan Masakan Ayam Taliwang diharapkan dapat membantu para peternak unggas khususnya peternak ayam arab agar bisa menanggulangi dan mencegah penyakit yang dapat menurunkan tingkat pertumbuhan pada ayam.
Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan artikel ini adalah :
(1) Untuk memberikan informasi kepada para pembaca cara untuk menanggulangi serta mencegah penyakit-penyakit ayam arab terutama ayam arab pedaging yang dapat menurunkan tingkat pertumbuhan badan ayam arab serta merugikan peternak.
Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan artikel ini adalah :
(1) Artikel ini dapat membantu peternak dalam menanggulangi penyakit yang dapat merugikan peternak
(2) Setelah membaca artikel ini, diharapkan para pembaca terutama dari kalangan peternak dapat mengaplikasikan apa yang disampaikan oleh artikel ini.



GAGASAN
Secara umum ada beberapa macam penyebab penyakit pada ternak unggas yang dapat menurunkan produksi (5) yaitu :
1. Virus
2. Bakteri
3. Jamur
4. Parasit seperti cacing dan lain-lain.
5. Sebab lain
Penyakit yang disebabkan oleh kelima faktor ini dapat menurunkan tingkat pertumbuhan ayam arab sehingga banyak dari peternak yang merugi apabila terjadi musibah penyakit yang disebabkan oleh salah satu dari keempat factor ini.
Keberhasilan seorang peternak ditentukan dari pengetahuan dan pemahaman dengan pengenalan sumber hambatan dan ancaman dari penyakit yang mungkin dapat menjadikan ledakan penyakit menular dan berakibat sangat merugikan. Oleh sebab itu, pengamanan dan menjauhkan ternak ayam dari sumber wabah dan hambatan potensial tersebut menjadi prioritas dan perhatian khusus.
Ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk menghindari penyakit pada ternak unggas terutama pada ayam arab pedaging guna meningkatkan pertumbuhan pertumbuhan ayam arab pedaging, yaitu :
1. Sanitasi kandang, Sanitasi (6) di definisikan sebagai usaha pencegahan penyakit dengan cara menghilangkan atau mengatur faktor-faktor lingkungan yang berkaitan dalam rantai perpindahan penyakit tersebut. Penerapan dari prinsip-prinsip sanitasi adalah untuk memperbaiki, mempertahankan atau mengembalikan kesehatan yang baik pada ternak dan manusia. Prinsip sanitasi yaitu bersih secara fisik, bersih secara kimiawi (tidak mengandung bahan kimia yang membahayakan) dan bersih secara mikrobiologis. Kontaminasi mikroorganisme dapat terjadi pada semua titik dalam proses produksi. Oleh karenanya sanitasi harus diterapkan pada semua proses produksi ternak dan penanganan pasca panen. Resiko terjadinya penyakit pada ternak dan juga manusia dipengaruhi oleh interaksi antara 3 komponen yaitu ternak, lingkungan dan mikroorganisme. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam sanitasi adalah : a) Ruang dan alat yang akan disanitasi, b) Metode yang akan digunakan, c) Bahan atau zat kimia serta aplikasinya, d) Monitoring program sanitasi, e) Harga bahan kimia yang akan digunakan, f) Keterampilam pekerja, g) Sifat bahan atau produk dimana kegiatan tersebut akan dilakukan. Desinfektan yang biasa digunakan untuk sanitasi dikelompokkan menjadi delapan grup yaitu: a) Alkohol larut, Contoh: etanol, isopropil alkohol, Cara kerja: koagulasi protein dan melarutkan membran, Konsentrasi : 70 – 90%; b) Gas Sterilisasi, Contoh: etilen oksida, Cara Kerja: substitusi grup alkil di dalam sel dengan atom H yang labil; c) Gas Desinfektan, Contoh: formaldehid, Konsentrasi: larutan jenuh atau dalam bentuk gas; d) Halogen, Contoh: khlorin, yodium, Cara kerja: oksidasi grup sulfhidril bebas, Konsentrasi: hipokhlorit (konsentrasi tertinggi); e) Fenol, Contoh: kreosol. Fenol semi sintetis, lisol, Cara kerja: koagulasi protein, menyebabkan kebocoran membran sel, Konsentrasi : kreosol – 2%, Lisol – 1%; f) Deterjen Kationik, Cara kerja: pengerutan membran sel dan merusak permeabilitasnya, Konsentrasi : larutan 1/1000 – 1/5000; g) Deterjen anionik, Contoh: heksakhlorfen (G-11), tetrakhlorsalisilanilida, Konsentrasi: heksakhlorfen – septisol 2%, pHisoHex 3%; h) Dialdehida, Spektrum aktifitasnya paling luas, yaitu bersifat bakterisidal, virusidal, fungisidal, dan sporasidal
2. Istirahat kandang, Langkah pencegahan penyakit adalah dengan mematikan siklus hidup penyakit. Artinya kemampuan hidup bibit penyakit akan terus berlangsung apabila mendapatkan induk semang. Istirahat kandang yang cukup berarti kemampuan serangan suatu bibit penyakit dapat berkurang atau bahkan hilang (7). Sanitasi merupakan upaya pengosongan kandang dalam jangka beberapa hari dengan tujuan untuk memutus siklus hidup kuman penyakit. Upaya ini cukup efisien sebagai pengontrolan penyakit pada ayam.
3. Vaksinasi, merupakan pemberian antigen untuk merangsang sistem kekebalan, menghasilkan antibodi khusus penyakit-penyakit yang disebabkan oleh virus. Vaksinasi secara intensif diperlukan untuk melindungi ayam pedaging, pembibit atau ayam dara terhadap penyakit-penyakit eksotik dan yang menimbulkan malapetaka, termasuk penyakit yang sangat patogenik seperti IBD dan ND. Banyak hal yang harus diperhatikan dalam melakukan vaksin seperti Metode vaksinasi, Dosis vaksin , Jadwal vaksinasi, Waktu pemberian vaksinasi, Cara penyimpanan vaksin dan lain-lain. Hal ini diperhatikan agar hasil yang didapatkan optimal dan tidak berbahaya bagi ternak maupun pelaksana vaksin (8).
Ada beberapa contoh vaksin dan penggunaannya seperti : 1. Vaksin Marek, vaksin ini digunakan untuk mencegah penyakit Marek dan diberikan secara subcutan atau intramuskular pada DOC. Biasanya vaksin ini sudah dilakukan oleh breeder. Menurut literature vaksinasi dilakukan dengan injeksi subcutan di bawah leher. 2. Vaksin ND + IB, vaksin ini digunakan untuk mencegah penyakit Newcastle Disease dan Infectious Bronchitis. Cara pemberian vaksin ini ada 2 cara yaitu dengan tetes mata dan suntik injeksi intramuskular pada bagian dada. Perbedaan metode vaksin ini dikarenakan perbedaan umur ayam yang akan divaksin. 3. Vaksin IB, vaksin IB digunakan untuk menimbulkan kekebalan ayam terhadap Infectious Bronchitis. Pemberian vaksin ini sangat mudah yaitu dengan mencampurkannya dalam air minum. 4. Vaksin ND, pemberian vaksin ini bertujuan mencegah timbulnya penyakit Newcastle Disease pada unggas. Vaksin ini juga dilakukan dengan 3 cara yaitu dengan pemberian tetes mata, metode injeksi subcutan dan injeksi intramuskuler pada dada. 5. Vaksin Coryza vaksin coryza ini digunakan untuk mencegah timbulnya wabah Snot atau Coryza. Cara pemberian vaksin ini dilakukan dengan injeksi intramuskuler pada dada atau paha (8).
Menurut SHS, petunjuk pemakaian vaksin ini adalah sbb:
1. Double injeksi 0,5-1 ml pada ayam umur 10 minggu
2. Initial dose 0,5-1 ml pada ayam umur 4-6 minggu
3. Booster 0,5-1 ml pada ayam umur 14-16 minggu
Injeksi dilakukan pada otot paha untuk mendapatkan kekebalan 6. Vaksin Fowl Pox/Cacar, vaksinasi cacar ini sangat berbeda dengan vaksin-vaksin lainnya. Pemberian vaksin ini dilakukan dengan metode tusuk sayap. Vaksin ini dikemas dalam satu vial berbentuk cairan emulsi. 7. Vaksin AI, vaksinasi ini mulai merebak setahun belakangan ini akibat adanya kasus flu burung yang melanda Thailand, China dan Malaysia. Di beberapa wilayah Indonesia juga terjangkit wabah flu burung. Penyakit ini juga membuat kerugian yang sangat luar biasa karena seluruh ayam yang terkena harus dimusnahkan. Namun, flu burung ini dapat ditanggulangi dengan melakukan vaksinasi sejak dini yaitu melakukan vaksinasi pada anak-anak ayam atau pada ayam dewasa agar terbentuk kekebalan tubuh terhadap serangan flu burung yang dicurigai disebarkan melalui burung-burung liar yang melakukan migrasi. Vaksin ini dilakukan dengan dua cara yaitu dengan injeksi subcutan dan injeksi intramuskuler pada otot dada. Perbedaan ini didasari oleh umur ayam yang akan dilakukan vaksinasi.
Menurut Vaksindo sebagai produsen, spesifikasi dan petunjuk pemakaian vaksin ini adalah sbb:
VAKSIFLU AIÃ’ adalah vaksin inaktif yang dibuat dari virus Avian Influenza (AI) isolat lapangan (autovaksin) subtipe H5N1.
4. Pengobatan, sangat diperlukan secara efektif terhadap penyakit yang sering mengancam kesehatan pada ayam arab. Pemberian obat-obatan biasanya merupakan upaya terakhir untuk menyelamatkan nilai dan mengurangi kerugian usaha peternakan akibat infeksi. Pengobatan seharusnya dilakukan sesudah upaya pencegahan, pengendalian atau pengontrolan penyakit terpenuhi atau terlaksana dengan baik.



PENUTUP
Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat di ambil dari artikel ini adalah :
a. Penyabab penyakit pada ternak unggas adalah :
a. Virus
b. Bakteri
c. Jamur
d. Parasit seperti cacing dan lain-lain
e. Sebab lain
b. Cara pengontrolan penyakit pada ternak ayam arab guna mencegah penurunan tingkat pertumbuhannya adalah :
a. Sanitasi kandang. Sanitasi di definisikan sebagai usaha pencegahan penyakit dengan cara menghilangkan atau mengatur faktor-faktor lingkungan yang berkaitan dalam rantai perpindahan penyakit tersebut.
b. Istirahat kandang. Sanitasi merupakan upaya pengosongan kandang dalam jangka beberapa hari dengan tujuan untuk memutus siklus hidup kuman penyakit. Upaya ini cukup efisien sebagai pengontrolan penyakit pada ayam.
c. Vaksin. merupakan pemberian antigen untuk merangsang sistem kekebalan, menghasilkan antibodi khusus penyakit-penyakit yang disebabkan oleh virus. Vaksinasi secara intensif diperlukan untuk melindungi ayam pedaging, pembibit atau ayam dara terhadap penyakit-penyakit eksotik dan yang menimbulkan malapetaka, termasuk penyakit yang sangat patogenik seperti IBD dan ND.
d. Pengobatan. Pemberian obat-obatan biasanya merupakan upaya terakhir untuk menyelamatkan nilai dan mengurangi kerugian usaha peternakan akibat infeksi.
Saran
Gagasan yang di sampaikan ini merupakan suatu upaya guna mengurangi resiko bagi peternak terutama peternak unggas. Sehingga para pembaca khususnya peternak unggas agar dilakukan upaya pencegahan penyakit guna memberikan perlindungan awal terhadap unggas sebelum dilakukan pengobatan. Karena pencegahan lebih baik daripada pengobatan.




DAFTAR PUSTAKA

(1) Junaidi dan Wawan, 2009. Peternakan Ayam Ras Petelur. http://wawan-junaidi.blogspot.com/2009/11/peternakan-ayam-ras-petelur.html diunduh pada tanggal 02 Maret 2011.

(2) Akoso, Budi Tri.1998. Kesehatan Unggas Panduan Bagi Petugas Teknis, Penyuluhan Dan Peternak.

(3) Shane, Simon M.1998. Buku Pedoman Penyakit Unggas. Singapore: American Soybean Association and United Soybean Board.

(4) Andoko,Agus dan Budi Utomo.2003. Ayam Arabia, Primadona Baru Peternak Ayam.—cet.I.-Solo:PT.Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.viii,48 hlm;15cm.

(5) Sauvani,J.,2008. Management Peternakan Ayam Vaksinasi dan Penyakit.Jakarta : Glary Farm.

(6) Anonim, 2011. Sanitasi dan Pengendalian Penyakit Pada Ternak. http://dombafarm.wordpress.com/kesehatanhewan/biosecurity/ diunduh pada tanggal 02 Maret 2011.

(7) Anonim, 2011. Sanitasi dan Pengendalian Penyakit Pada Budidaya Ternak Unggas. http://bertani.wordpress.com/peternakan/sanitasi-pada-budidaya-unggas/ diunduh pada tanggal 02 Maret 2011.

(8) Sauvani J. 2004. Vaksin. http://www.glory-farm.com/psv/vak_pny.htm diunduh pada tanggal 02 Maret 2011.